Minggu, 19 April 2020

[CERBUNG] Allah, Siapa Jodohku?

 •••PROLOG•••


  "Sejak kapan?" tanyanya dengan suara yang sangat pelan.


  Lelaki di hadapannya kini mendongakkan wajah, menampakkan raut penyesalan. Ia berniat menggenggam tangan kekasihnya, tapi segera ditepis.


   "Aku tanya sejak kapan, hah?!"
 
   Mata gadis itu menatapnya tajam. Bagaikan elang yang siap memangsa. Laki-laki itu tahu Lathifah sangat marah, kecewa, dan terluka. Dia pasti merasa dicurangi, dihianati.


   "Satu tahun lalu," cicitnya. Bahkan untuk menelan salivanya sendiri saja rasanya sulit. Habislah sudah riwayatnya!


   Wajah Lathifah memerah. Satu tahun? Jadi selama setahun ini kekasih yang selalu ia banggakan ternyata bermain api di belakangnya?


   Lathifah menggeleng kuat. Ia menutupi wajahnya yang penuh dengan keringat dan air mata. Hatinya bertanya-tanya apa yang Tuhan rencanakan untuk hidupnya. Kenapa takdir terus mempermainkannya?


   Gadis itu merasa kisah cintanya tak pernah langgeng seperti teman-temannya. Haruskah ia memakai formalin biar awet? Atau borax saja yang sedang marak diperbincangkan? Ah, kenapa pemikirannya menjadi konyol seperti pedagang kaki lima yang berencana mengawetkan makanan dengan jalan yang salah. Hidup ini tidak melulu soal cinta. Tapi... Lathifah butuh lelaki yang mencintainya dengan tulus!


   "Aku bisa jelasin semuanya, Sayang. Aku minta maaf," ucap lelaki itu sambil menghapus bulir air mata yang terjatuh di pipi Lathifah.


   "Gak perlu!" sentak Lathifah.


   "Aku harus apa biar kamu maafin aku? Aku punya alasan ngelakuin itu."


   Lathifah melengos. Isakannya masih terdengar. Perlu digaris bawahi mereka berdua masih di restoran. Beberapa pasang mata juga menatap mereka penuh keingintahuan. Ada juga yang memberi tatapan intimidasi pada Si lelaki.


   "Kamu ... Hiks .... Pokoknya aku gak mau dengar apapun lagi. Kita putus!"


   "La, jangan main-main. Kita masih bisa perbaiki hubungan ini. Kita ....."


   "Cukup!" potong Lathifah cepat.


   "Tapi aku belum ...."


    "Aku bilang cukup, ya, cukup! Kamu gak denger? Jarang dibersihin ya itu telinga pake cotton buds?" semburnya dengan mata mengilatkan kemarahan.


    Lawan bicanya mengatupkan bibir rapat-rapat.


   "Sekarang beliin aku tisu! Aku malu pulang dengan make up berantakan, aku juga malu ke minimarket. Biasanya aku bawa tisu, tapi hari ini enggak. Ini semua gara-gara kamu! Mau bilang apa nanti aku sama Mama?"


   "Tisu?" beonya dengan mata mengerjap-ngerjap tak percaya. Setelah memutuskan hubungan dan tidak mau mendengarkan alasannya melakukan semua ini, sekarang perempuan di hadapannya minta dibelikan tisu? Benar-benar!


   "Cepat, ih! Kamu gak malu hah dari tadi jadi tontonan gratis? Kamu mau dikatain cowok gak berperasaan karena ngebiarin aku kayak gini, iya?!" semprot Lathifah lagi sambil mengalihkan pandangan. Ia gemas melihat lelaki ini malah memandangnya seperti orang bodoh.


   Dengan penuh kesabaran lelaki itu mengangguk dan mengulurkan tangannya.


   "Apa?! Mau minta uang? Gila kamu!0 Beli tisu aja perhitungan banget! Lima ribu juga masih dikasih kembalian, masa gak bisa beliin ... Hiks ... Hiks ...."


   Sabar, sabar.


  "Bukan, La. Aku mau beliin tisu, tapi kamu ikut aku ya? Nanti di mobil aku aja kamu benerin penampilan kamu."


    Lathifah menatap penampilannya dari bawah sampai ke kemeja yang dikenakannya.


   "Maksud kamu apa? Memang kenapa dengan penampilan aku? Kaya gembel?" omelnya tak henti-henti.


   Nah, kan salah lagi!


   "Ya udah, iya! Aku beliin. Kamu di sini aja. Mau gelesotan di lantai, teriak yang keras juga aku gak peduli. Nanti tinggal bilang aku gak kenal kamu!" ujarnya kesal sambil berlalu pergi.


   Belum mencapai pintu keluar, Lathifah memanggil lelaki itu.


   "Jo!"


  Dengan sisa kesabaran ia menoleh, memaksakan senyumnya. "Apalagi Lathifah Husna Salsabila?"


  "Kamu belum bayar makanan kamu sama selingkuhan kamu! Masa aku yang bayar?! Gak tau malu ya kamu udah jadi mantan masih minta dibayarin!  Bayar dulu sana, aku tunggu di depan!"


    Lathifah keluar restoran duluan dengan misuh-misuh, melewati mantan kekasihnya yang menahan ledakan di dadanya. Kalau bukan Lathifah yang bersikap seperti itu sudah ia cekik detik ini juga.


°°°°

Salam kenal untuk kalian reader's Sudut Nostalgia. Selamat menikmati karya pertama aku di blog ini. Semoga suka dan sabar menunggu kelanjutannya. 

3 komentar:

  1. Selamat buat postingan pertamanyaaaaaa...

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. nih aku kasih tutorial bikin link di blog. http://poetessszia.blogspot.com/2020/04/cara-membuat-link-di-blog-dengan-mudah.html

    BalasHapus